Kisah ini diceritakan oleh Bhagava ketika berdiam di Jetavana mengenai seorang bhikkhu yang tergoda oleh mantan istrinya.
Dalam kesempatan itu Bhagava berkata, "Bhikkhu apakah benar seperti yan telah telah tergoda oleh keinginan duniawi?".
"benar Bhante".
"oleh siapa?"
Dalam kesempatan itu Bhagava berkata, "Bhikkhu apakah benar seperti yan telah telah tergoda oleh keinginan duniawi?".
"benar Bhante".
"oleh siapa?"
"Bhante, mantan istri saya terasa halus untuk disentuh, saya tidak dapat melupakannya!". kemudian Bhagava berkata, "Bhikkhu, wanita itu pernah menimbulkan penderitaan bagi anda. karena dialah anda mendapatkan kesulitan di masa lampau dan pada saat itu saya menyelamatkan anda". setelah berkata demikian Beliau menceritakan kisah di masa yang lampau.
pada suatu saat ketika Brahmadatta memerintah di Benares, Bodhisatta terlahir ebagai pendeta pribadi keluarga raja. Pada suatu hari beberapa orang nelayan sedang menebarkan jala mereka di sungai. Pada waktu itu seekor ikan besar sedang hilir mudik bemesraan dengan istrinya. Ikan betina itu mencium bau bahaya adanya jala yang sedang ditebarkan itu, kemudian dia melingkar dan melepaskan diri. Tetapi suaminya yang buta karena dikuasai nafsu berenang masuk kedalam lubang jaring. Para nelayan mengangkat ikan itu yang berada dalam jala mereka. mereka menarik jala dan melemparkan ikan itu keluar. mereka tidak langsung membunuhnya tetapi terlebih dahulu melemparkannya ke atas tanah. "kita akan memasaknya di atas bara api untuk santapan kita", kata mereka. selanjutnya mereka segara bekerja menyiapkan api dan meraut sebatang kyu untuk memanggang ikan itu. ikan itu meratapi dirinya dan berseru,"bukan karena bara api yang menakutkan atau tongkat yang menyakitkanatau pula penderitaan lainnya yang menyakitkan saya. Tetapi karena pikiran yang tertekn akan istri saya yang menjadikan saya tidak bahagia, ia pasti yakin bahwa saya telah bersama dengan wanita lain". Ikan itu mengulangi syair berikut: "Bukan dingin, panas, atau jala yang menyakitkan. Tetapi akan ketakutan akan istri saya tersayang yang akan berpikir, wanita kesayangan yang lain telah melarikan suamiku pergi.
Kemudan seorang pendeta menghampiri tepi sungai bersama dengan pelayannya untuk mandi. Pada saat itu ia telah mengerti bahasa kaun binatang. Selanjutnya, ia mendengar ratapan ikan itu, ia berpikir, "Ikan ini meratap karena dikuasai nafsu. bila ia mati dalam keadaan yang tidak baik, maka ia tidak dapat melepaskan diri dari kelahiran di alam niraya (neraka). Saya akan menyelamatkanya. "maka pendeta itu mendtangi para nelayan dan berkata, saudara nelayan, bukankah anda menyiapkan ikan-ikan itu untuk kamisetiap hari?" Apa yang anda katakan tuan?" tanya para nelayan heran. "Saya mohon kepada kalian untuk memberikan ikan itu dan kami akan menggantinya dengan uang ini". "Kami serahkan ikan ini kepada anda tuan:. jawab para nelayan kemudian.
Dengan membawa ikan itu dalam kedua tangannya, Bodhisatta duduk di tepi sungai dan berkata, "sahabatku ikan, bila saya tidak melihat anda hari ini anda pasti menemui kematian. Lihatlah masa depan dan jangan tunduk dalam keinginan nafsu". Setelah mengucapkan penjelasan ini, Bodhisatta melepakan ikan tersebut ke dalam airkemudian masuk ke dalam kota.
Pelajaran Dhamma yang diberikan Bhagava berakhir. Di akhir pembicaraan itu bhikkhu yang dikuasai nafsu mencapai tingkat kesucian Sotapatti. Bhagava juga mennjukkan hubungan dan menjelaskan kelahiran kembali dan berkata "mantan istri anda adalah ikan betina dimasa lampau. Bhikkhu yang dikuasai nafsu adalah ikan jantan. Saya sendiri adalah pendeta pribadi keluarga raja".
sumber: majalah dhammacakka no.20/tahun VI/2000
1 comments:
Nissan Maxima AC Compressor
You have really done a great work to share the hidden art of the great man. It is really a nice work by them. Thanks a lot for this
Post a Comment