Apabila seorang meditator mengamati emosi atau sensasi fisiknya,maka pada saat itu dia akan merasakan emosi dan sensasi fisiknya sekaligus..Sati bukanlah merupakan kesadaran intelektual,tetapi sati hanya semata-mata "kesadaran"[sering disebut perhatian murni,kesadaran murni,dan seterusnya,terserah Anda melabelinya sebagai apa..],kiasannya adalah "pikiran berhenti disini"
Sati memang bersifat objektif,tetapi bukan berati orang yang mengalami sati itu adalah robot,mumi,sati tidak dingin dan bukannya tanpa perasaan!!Sati adalah pengalaman yang sadar akan kehidupan,suatu pengamatan yang waspada dalam proses kehidupan yang terus berlangsung..
Sati melihat hal-hal sebagaimana adanya,sati juga melihat sifat segala fenomena secara mendalam..Mari kita mencoba untuk mendefinisikan sati itu secara terperinci..
Didalam sati,tidak ada dialog di dalam diri,karena sati bukan berpikir..Mereka yang bermeditasi mungkin harus bekerja keras selama bertahun-tahun atau bahkan puluhan tahun untuk menuju ke sana...Karena sudah sangat lama kita terbiasa terbelenggu dalam buah pikir,dan kebiasaan itu "kuat sekali bertahan"..
Bila ada Sati,Anda dapat melihat "diri anda yang terbelenggu didalam buah pikir",kesadaran seperti itu lah yang membuat Anda dapat "mundur"[tidak turut campur] dari proses berpikir untuk kemudian "terbebas darinya"..
Sati mempunyai rasa khasnya sendiri didalam kesadaran,Sati memiliki rasa yang ringan,jernih,dan penuh energi..Sebaliknya ,pikiran ini bersifat berat,merenung,dan memilih milih..Tetapi sekali lagi semua itu "hanya kata-kata",pengalaman Anda sendiri yang akan menunjukan "perbedaanya"..Mungkin saja Anda juga memiliki kata-kata sendiri,sehingga tulisan saya ini tidak ada artinya bagi Anda,Ingat lah bahwa prakteklah yang merupakan hal terpenting!!
Sati melihat segalanya sebagaimana adanya,tanpa adanya persepsi didalamnya,juga tidak ada penyelewengan apapun didalam Sati,Sati hanya merupakan perhatian murni yang hanya melihat pada apa yang muncul..Bertolak belakang dengan "pikiran" yang menempelkan hal-hal pada pengalaman kita,membebani kita dengan konsep,ide,opini,menenggelamkan kita kepada pusaran rencana,kecemasan,takut,delusi,ilusi,dan fantasi..
Tetapi bila ada Sati,Anda tidak memainkan permainan itu[pikiran yang melekat dan memberikan respon dengan berbagai emosi],Anda hanya melihat apa yang muncul persis seperti apa yang muncul di pikiran,kemudian Anda akan mengamati "ah ini...dan sekarang ini...ini...",itu lah kesederhanaan dari sati..
Sesungguhnya hanya Sati yang dapat memahami 3 sifat utama yang diajarkan oleh Buddha,yang merupakan kebenaran yang paling mendalam..3 sifat ini dikenal sebagai Anicca,Anatta dan Dukkha..Didalam Ajaran Buddha,ketiga sifat[kebenaran] ini tidak disajikan sebagai dogma yang menuntut pada imam yang buta..
Umat Buddhist sering merasa bahwa kebenaran ini bersifat universal,dan tampak jelas bagi siapapun yang sungguh-sungguh mau menyelidikinya..Satilah satu-satunya metode yang ada untuk menyelediki hal tersebut..
Sati melihat bahwa semua hal-hal yang terkondisi pada intinya bersifat sementara,setiap hal duniawi pada akhirnya memang tidak memuaskan,dan sebenarnya tidak ada "aku" / "jiwa"[atau terserah Anda mau melabelinya apa] yang tidak berubah atau yang kekal,yang ada hanyalah "proses-proses" belaka..
Sati sebenarnya melihat sifat setiap pemikiran/persepsi yang tidak kekal,ia melihat bahwa sifat segala sesuatu yang "dilihatnya" sebagai sesuatu yang hanya bersifat sementara dan berlalu[timbul dan tenggelam],ia juga melihat bahwa tidak ada gunanya melekati/memegang pada pertunjukan-pertunjukan[pengalaman] yang terus berlalu itu.
Kedamaian tidak dapat ditemukan dengan cara seperti itu,akhirnya setelah melihat kedua hal tersebut,sati melihat bahwa sifat dasar semua fenomena itu tanpa inti,ia melihat bagaimana kita secara acak memilih kumpulan persepsi tertentu,memisahkannya dari keseluruhan "arus pengalaman" ,dan kemudian mengkonsepkan "potongan-potongan itu" sebagai substansi yang terpisah dan bertahan..Sati akan melihat hal tersebut terjadi,tetapi ia tidak berpikir tentang hal-hal itu,melainkan hanya "melihat"nya secara langsung..
Masalahnya adalah sesungguhnya ketiga sifat dasar tersebut tidak benar-benar ada sebagai hal-hal yang terpisah,hal-hal itu hanya merupakan hasil usaha kita untuk melihat proses sederhana yang disebut sati ini..Kemudian kita mengungkapkannya melalui simbol-simbil,konsep,kata dari pikiran yang tidak cocok..
Sati adalah suatu proses,tetapi proses ini tidak terjadi secara bertahap,melainkan suatu proses menyeluruh yang muncul sebagai suatu "kesatuan",sati mengetahui hal-hal persis sebagaimana adanya tanpa penyelewengan..Walau Anda mengalami hal tersebut,tidak berati bahwa Anda serta merta akan mencapai pembebasan[bebas dari segala hal] sebagai hasil sati Anda yang pertama kali..Bagaimanapun sati ini harus dikembangkan menjadi "kesadaran penuh tanpa jeda"..
Sati merupakan pusat dari meditasi Vipassana dan inti dari segala proses itu.Sati merupakan tujuan meditasi dan sarana untuk mencapai tujuan tersebut[sekali lagi,jari menunjuk ke bulan,bahwa jari itu bukanlah bulan!!!]..Jika orang-orang memperhatikan/mengamati apa yang benar-benar sedang terjadi didalam pikirannya sendiri akan mencapai "kewaspadaan tertinggi"[Appamadena]
Sati juga memiliki arti sebagai "mengingat",tetapi bukan kenangan dengan pengertian ide-ide dan gambaran masa lalu,melainkan merupakan proses mengetahui yang langsung,jernih dan tanpa kata/konsep,tentang apa sebenarnya sesuatu itu,dan apa yang bukan,mengenai apa yang benar dan apa yang tidak benar,tentang apa yang sedang kita lakukan dan bagaimana kita harus melakukannya..
Sati yang sudah berkembang secara penuh merupakan suatu keadaan tanpa adanya kemelekatan sama sekali terhadap apapun yang ada didunia ini,jika kita dapat "mempertahankan" keadaan ini,kita tidak lagi membutuhkan "alat" atau "cara" apapun untuk membebaskan diri kita dari rintangan-rintangan,kita dapat mencapai pembebasan dari semuanya..Sati tidak bersifat permukaan belaka,tetapi ia melihat secara mendalam,mengamati setiap hal yang paling mendalam,pengamatan ini membimbing menuju pada "kemutlakkan"[sama sekali tidak ada keraguan]
Sati tidak hanya menaklukkan rintangan-rintangan mental[yang ada tercatat dalam Tipitaka seperti nafsu keinginan,rasa malas,kesenangan seksual,kebencian,kegelisahan,dstnya],tetapi juga menelanjangi semua "rintangan" tersebut serta menghancurkannya..Hasilnya adalah pikiran ini tidak ternoda dan tidak goyah,sepenuhnya tidak terseret oleh pasang surutnya kehidupan ini..
Semoga kita selalu dapat memahami Dhamma ini!!
Sadhu..Sadhu..Sadhu...
Sumber: Riky Liau
0 comments:
Post a Comment