Selamat Datang di Blog Vihara Surya Adhi Guna Rengasdengklok
Blog ini kami persembahkan untuk teman-teman kami yang rindu akan suasana Vihara, teman-teman yang berminat belajar Dhamma, dan berbagi pengalaman spiritual. Blog ini juga kami dedikasikan sebagai jembatan para umat Vihara Surya Adhi Guna yang tidak dapat datang ke Vihara, kami menyediakan liputan, ringkasan kebaktian, foto-foto dan video setiap aktivitas yang up to date.
Semoga bermanfaat.
Monday, February 6, 2012
Janganlah pernah merasa takut jika mengingat akan kematian
Latih diri - studi meditasi aksi 2009
Kebaktian remaja, sabtu 19 Desember 2009
Protokol : Dwi Yunantara & Try Atmaja
Dhammapada : Meylianawati Dewi
Pembicara : Grace
Pembimbing Meditasi : Romo Pannajayo
Tidak terasa 3 tahun telah berlalu sejak diadakannya Bina Widya ( Kegiatan pelatihan rutin Buddhis yang diselenggarakan oleh SEKBER-PMVBI Jawa Barat dalam belajar Dhamma dan meditasi ) tahun 2006 silam yang diadakan di Vihara Surya Adhi Guna Rengasdengklok. Di tahun 2009 ini, Bina Widya kembali diadakan di Vihara Bodhi Diepa Cikampek dengan nama LD-SMA ( latih diri - studi meditasi aksi ). Program pelatihan tahun ini, lebih menitik beratkan pada pelatihan diri dengan bermeditasi dan aksi pada waktu pelatihannya. Peserta yang hadir berasal dari remaja dan pemuda-pemudi Vihara-vihara yang tergabung dalam SEKBER PMVBI Jawa Barat. Sekitar 20 orang remaja dari Vihara Surya Adhi Guna sudah mendaftar sebagai peserta kegiatan ini, untuk itu pada malam hari ini Sdri. Grace Chandra meminta kepada Romo Pannajayo membimbing para calon peserta LD-SMA untuk berlatih meditasi.
Pada sesi penjelasan meditasi, Romo menjelaskan bermacam-macam posisi duduk saat bermeditasi.
1. Teratai penuh ( full lotus / golden Buddha )
2. Teratai separuh ( half lotus )
3.
Kami bermeditasi sambil diberi pengarahan oleh romo Pannajayo. Objek meditasi yang Romo anjurkan adalah keluar masuknya pernafasan. Sekitar 15 menit Dhammasala Vihara menjadi sangat hening, padahal pada kebaktian malam hari ini umat remaja yang hadir cukup banyak.
Mungkin karena rasa keingin tahuan para umat untuk mencoba melatih meditasi.
Saya sendiri pun sebenarnya sudah sangat lama tidak bermeditasi, padahal latihan konsentrasi adalah hal yang sangat dianjurkan oleh Guru Agung kita. Pikiran kacau terus menemani saya sewaktu bermeditasi kali ini. Sampai pada akhirnya meditasi pun selesai.
Sunday, February 5, 2012
Romo Pannajayo : Hiri & Ottapa
Kebaktian Umum, Jumat 23 Oktober 2009
Pemimpin kebaktian : Uu Dharmawan
Dhammadesana : Romo Pannajayo
Penulis : Tommy
Hari ini adalah minggu ke 4 kebaktian umum bulan Oktober. Suasana Hari Raya Kathina masih terasa begitu pekat tatkala setiap Vihara di Kabupaten Karawang dan sekitarnya masing-masing mengadakan perayaan Kathina. Pada kebaktian malam hari ini Romo Pannajayo membahas mengenai Hiri dan Ottapa. Yakni malu dan takut untuk berbuat jahat. Pada prinsipnya Hiri dan Ottapa ini bisa timbul pada bathin masing-masing orang dengan dilandasi pengetahuan yang benar tentang sebab dan akibat perbuatan yang kita lakukan. Setelah kita mempunyai pengetahuan tentang sebab dan akibat dari perbuatan yang kita lakukan, akan timbul pemikiran untuk malu berbuat yang tidak baik dan juga akan takut akan akibat dari perbuatan yang kita lakukan.
Dengan mengetahui sebab dan akibat perbuatan yang kita lakukan, kita pastilah akan berpikir dua kali untuk melakukan perbuatan yang kurang sesuai menurut Dhamma. Dengan mengalami sendiri sebab dan akibat perbuatan yang tidak baik, kita sudah tentu akan memahami maksud dari Hiri dan Ottapa.
Hiri dan Ottapa bisa juga timbul dari lingkungan sekitar kita yang mendorong kita untuk malu dan takut berbuat jahat. Apabila orang tua kita adalah orang yang mempunyai nama baik, kita dengan sendirinya akan berusaha untuk menghindari perbuatan yang dapat merusak nama baik orang tua kita. Apabila sanak saudara kita rajin menolong orang lain, dengan sendirinya pula, kita akan memiliki kebiasaan menolong orang lain.
2 hal ini perlu kira terus ingat, Hiri dan Ottapa. Malu untuk berbuat jahat, takut akan hasil dari perbuatan yang kita lakukan. Demikian ringkasan Dhammadesana Romo Pannajayo yang disampaikan, Semoga Bermanfaat
Readmore..Bpk. Hemartha : Perjuangan dan Proses
Protokol : Romo pannajayo
Lilin ALtar : Bp.hasan
Dhammapada : Ibu Vina
Dhammadesana : Bp.Hemartha
Penulis : Yessica F.S. & Nanda Devi Nur
Pada hari jumat ini malam yang berbahagia untuk kita semua.
seperti yang kita tahu pada setiap hari jumat minggu ketiga kita kedatangan bhikku sanggha dari vihara Dhammacakkha jaya jakarta, tetapi pada malam hari ini bhante berhalangan hadir karena dikhawatirkan macet karena arus mudik. Walau pun demikian umat Vihara Surya Adhi Guna tetap bersemangat untuk datang datang ke vihara, walau pun memang tidak sebanyak seperti minggu-minggu sebelumnya, ini mungkin karena banyaknya kesibukan karena beberapa hari lagi akan lebaran. Dalam kesempatan ini, Bapak Hemartha yang diberikan kesempatan untuk mengisi dhammadesana. Beliau menjelaskan mengenai perjuangan dan proses dalam hidup ini. Di dalam agama buddha terutama di Vihara Surya Adhi Guna pasti ada yang namanya organisasi seperti ketua dan sejajarnya. Baik dalam kebaktian sekolah minggu (GABI), Remaja, maupun kebaktian ini tidak lepas dari sebuah kepengurusan, mulai dari ketua, wakil ketua, sekretaris, bendahara, dan lain-lain yang berkecimpung ini seyogyanya kita ikut berperan aktif dalam sebuah kepengurusan. Jika kita terlibat dalam suatu organisasi kita mau tidak mau akan berusaha untuk terus melakukan kebaikan-kebaikan dan pelayanan untuk banyak orang. Dalam pengertian kepengurusan tidak penting tertulis jabatan-jabatannya tapi yang penting adalah bagaimana kita dapat selalu mengembangkan Buddha dhamma dengan baik dan melakukan sesuatu yang sangat bermanfaat untuk diri kita dan semua orang.
Kita tidak akan tahu berapa lama kita hidup di dunia ini, sadarilah hidup ini tidak kekal. Kadang kita di atas, suatu saat bisa saja berada di bawah. Oleh karna itu banyak-banyak lah untuk melakukan sesuatu hal yang terbaik! baik bagi diri sendiri dan juga orang banyak. "Saya pernah melihat dhammadesana dari samanera Abhasaro yang tidak lain kita kenal adalah saudara Mirad. Di dalam dhammadesanya itu diputarkan sebuah video. Didalam video itu digambarkan seorang ibu yang sedang melahirkan, lalu bayinya yang masih merah tersebut pun meluncur di udara berproses menjadi remaja, berproses lagi menjadi dewasa, lalu tua dan kemudian masuk ke dalam liang kubur. Begitu cepatnya kehdupan kita ini. Namun ketika kita renungkan sepuluh atau dua puluh tahun yang lalu, sepertinya baru saja kemarin. Mengingatkan kita kalau kehidupan itu hanya sekejap mata.
lalu Bpk. Hemartha bercerita kalau dulu beliau sering melakukan latihan meditasi. "Yang saya alami pada saat saya masih sering melakukan meditasi, ketika tidur pun nyenyak tidak ada gangguan apapun. Kita pun sering kali mengalami kesusahan pada saat meditasi. Dalam tahap belajar kita bisa melakukan tahap yang lebih mudah dahulu seperti menyadari keluar masuknya udara".Yang jelas, untuk melakukan perbuatan baik banyak sekali hambatannya dan halanganya, secara jujur untuk bisa datang ke vihara pun kita masih merasa sukar apalagi ketika kita dalam keadaan tidak sehat pasti kita akan menjadi malas untuk berangkat ke vihara. Tetapi biasanya untuk berbuat sesuatu yang tidak baik terasa begitu mudah dan gampang unuk dilakukan.
Berbahagialah ibu-bapak serta saudara-saudari yang masih sempat datang ke vihara. Kehidupan kita sendiri ini tergantung pada karma sekarang dan karma yang masa lampau, dan kehidupan kita nanti juga ditentukan oleh perbuatan kita yang sekarang. Alam kehidupan berumah tangga kita tidak terbebas dari sila-sila yang harus kita jalan kan untuk melatih diri agar menjadi lebih baik oleh karna itu jalankan sila dengan sebaik-baiknya.
Semoga semua makhluk hidup berbahagia...
Sadhu 3x
Saturday, February 4, 2012
Grace Chandra : English Buddhism
Kebhaktian Remaja, 31 Oktober 2009
Protokol : Ratna Sari
Penyalaan Lilin Altar : Tasya
Dhammapada : Mira dan Nanda
Dhammadesana : Grace Chandra
Namo Buddhaya..,
Dua hari sebelum kebhaktian remaja saya sudah merencanakan untuk mengisi kebhaktian remaja 31 Oktober dengan suatu artikel singkat berbahasa Inggris yang saya peroleh dari Samanera Abhassaro, Artikel ini berjudul "Buddhism" yang mengulas tentang perkembangan agama Buddha dahulu pada jaman Buddha hingga saat ini.
Pada awal acara saya meminta anak-anak remaja untuk duduk melingkar. Lalu saya memberi waktu sekitar 10 menit kepada masing-masing anak remaja untuk membaca artikel itu. Dengan anusias dan penuh perhatian mereka semuanya membaca artikel tersebut. Akhirnya waktu pun sudah menunjukkan jam 19.40 lalu saya pun meminta para remaja untuk membaca artikel secara bergiliran dan menerjemahkannya. Setelah selesai membaca kemudian 10 soal yang ada di artikel pun dijawab secara bergiliran.
Acara kemudian saya lanjutkan dengan TTS agar suasana menjadi lebih rileks. TTS Buddhis ini pun merupakan kiriman dari Samanera Abhassaro. Para remaja dengan gembira dan bersemangat mengisi TTS tersebut.
Acara malam ini merupakan salah satu variasi pengisian acara kebhaktian di Vihara agar lebih variatif dan tak jenuh. Dengan acara ini kami dapat belajar bahasa inggris tapi kami juga belajar Dhamma. Selain itu suasana keakraban pun jadi semakin tercipta.
Buddhism
Buddhism come from the word Buddha. Buddha was a person. He lived more than two thousand five hundred years ago in India. His family was rich. He lived in a beautiful house with many servants One day when he went out of his house, he saw many poor and unhappy people. He looked out at them. Hea sked himself these questions, "Why are people so unhappy? How can people be happy"
When he was twenty nine years old, he left his family and his beautiful home. He went out into the world to find the answers. He tried many ways. He studied with teachers but they did not answers his questions After this he tried another way. He lived in the forest He hurt his body. He did not eat for many days. He tried to get away from his body. But thid did not give him the answers to his questions.
Then he sat down under a Bodhi tree and he thought. He sat for forty-nine days. After this time he learned something from himself. He became at the Buddha. His questions were answered. People are unhappy because they wants things. They are always looking for food, money and other things. When a man does not want things, he is free. He does not think about himself. He dos not think about tomorrow. He is kind to others.
Buddha died when he was eighty years old. During his life he travelled to many places. He taught many people. He had many students. A follower of Buddha is called a Buddhist. Some Buddhist become monks. Monks do not work. They do nor have money. They are given their food by other people. They wear a long yelloy piece of cloth. They cut off their hair. They usually do not wear anything on their feet. They pray and think. Early in the morning the monk wals along the street. He carries a bowl. People stop him and give him food. He can not ask for food. A monk's life is not easy. He tries to get away froem the world. He tries to follow the teachings of Buddha.
In Thailand any man can be a monk. Many people become monks for a short time, usually three months. This happens during the wet season in Thailand. This time as a monk is very important for Thai men. They do not llive with their family then. They go to live and study in a monk's house. After three months they go back to their own life. Some are monks for a longer time. They study the teachings of Buddha. These are his teachings. Life is not happy. It is like this because people always want things. When people do not want things, they will be happy. You can learn to do this when you study Buddha's teachings. Buddha teachings were not written down until two or three hundred years after he died. Before this people just remembered them and told them to others.
There is more than one kind of Buddhism. All Buddhis follow the teachings of Buddha but they are not always the same. Buddhism in Japan is a little different from Thai Buddhism. People understand the teachings of Buddha in different ways.
Qustion Buddhism:
1. Buddha lived
a. five hundred years ago
b.one thousand years ago
c. two thousand years ago
d. more than two thousand years ago.
2. When he was a child, Buddha was
a. Very poor
b. rich
c. happy
d. very ill
3. Buddha left his home because
a. he did not like his parents
b. he wanted answers for his questions
c. he wanted to travel
d. he wanted to meet people
4. After Buddha left home, he first
a. went to Thailand
b. lived in the forest
c. studied with teachers
d. sat and thought
5. Buddha did not eat and he hurt himselft because
a. he wanted die
b. he was very unhappy
c. he wanted to learn something
d. he was angry at himself
6. Buddha learned this. Man is unhappy because
a. he wants things
b. he is poor
c. he does not believe in God
d. he does not think about tomorrow
7. A Buddhist monk
a. Works
b. asks for his food
c. has long hair
d. does not have money
8. The clothes of the monk are
a. grey
b. white
c. yellow
d. many colours
9. In Thailand most men become monks for
a. one month
b. three months
c. a year
d. two years
10. We still know Buddha's teachings because
a. people always told them to each other
b. Buddha wrote them in three books
c. they were written in stone before Buddha died
d. Buddha still teaches them
the answers:
1. d; 2. b; 3. b; 4. c; 5. c; 6. a; 7. d; 8. c; 9. b; 10. a
Demikianlah ringkasan kebhaktian remaja tanggal 31 Oktober 2009. Semoga ringkasan ini bermanfaat. Selain itu saya juga ucapkan terima kasih kepada Samanera Abhassaro yang telah mengrimkan suatu artikel dan TTS untuk digunakan dalam kebhaktian kami. Selamat berjuang Samanera dan Semoga Samanera segera mencapai pencerahan. Sadhu...! Sadhu...! Sadhu...!